sponsor

Rabu, 12 Januari 2011

Virus HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit, menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan penyakit lainnya sebagai akibat dari gangguan kekebalan tubuh. Pada tahun 1980 peneliti awal di Amerika menemukan 2 penyakit yang mengalami peningkatan tajam antara laki-laki gay. Penyakit ini sarkoma Kaposi (suatu bentuk yang jarang dari kanker) dan pneumokista pneumonia (sejenis pneumonia yang hanya terjadi pada orang dengan gangguan sistem kekebalan). Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang ditemukan di pencandu obat, penderita hemofilia, penerima transfusi darah dan pria biseksual. Tetapi beberapa waktu kemusia sindrom ini juga mulai menyerang pecandu non-obat, bukan orang dengan hemofili. AIDS telah menjadi epidemi di Amerika Serikat dengan lebih dari 500.000 orang terinfeksi dan 300.000 meninggal sampai bulan Oktober 1995. WHO memperkirakan bahwa 30-40 juta orang di seluruh dunia akan terinfeksi HIV pada tahun 2000.
Ada 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 paling banyak ditemukan di wilayah barat, Eropa, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan Timur. HIV-2 terutama ditemukan di Afrika Barat.


Dalam rangka menginfeksi virus harus memasuki sel darah yang masuk dalam kasus ini adalah sel-sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel darah putih dengan virus ini dan menghancurkan sel-sel berkembang biak dan menghasilkan virus baru yang kemudian menyerang sel-sel lainnya. Partikel virus baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya. Virus menempel pada limfosit yang mempunyai reseptor protein yang disebut CD4, yang ditemukan di membran luar. Sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4 + atau limfosit T penolong. Helper limfosit T berfungsi untuk mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya dalam sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang membantu semua untuk menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. 












Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan k
anker. Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:





1. Orang yang sehat memiliki jumlah limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel / mL darah. Dalam beberapa bulan pertama setelah infeksi HIV, jumlah mengalami penurunan sebesar 40-50%. Selama bulan-bulan pasien dapat menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terkandung dalam darah. Mekipun tubuh melawan virus, tetapi tubuh tidak dapat menyangkal bahwa dia terkena infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, virus partikel dalam darah mencapai tingkat stabil, yang bervariasi dalam setiap pasien. Perusakan sel CD4 + dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Tingginya kadar partikel virus dan tingkat CD4 + yang rendah membantu dokter dalam menentukan mereka yang berisiko tinggi menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4 + biasanya menurun drastis. Jika level mencapai 200 sel / mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar